Cerita Devi Kena PHK di Tengah Suasana Berduka Di tengah kondisi ekonomi yang masih belum stabil, kisah Devi, seorang pekerja swasta di Jakarta, menjadi potret nyata betapa kerasnya kehidupan bisa menghantam seseorang dari berbagai sisi. Saat masih berkabung karena kehilangan sang ayah, Devi mendapat surat pemutusan hubungan kerja (PHK) dari perusahaan tempat ia bekerja selama lebih dari enam tahun. Kejadian ini mengguncang mentalnya dan membuatnya berada di titik terendah dalam hidup.
Kehilangan Bertubi-tubi: Ayah dan Pekerjaan PHK
Suasana Berduka yang Belum Usai
Pada awal tahun ini, Devi masih sibuk mengurus proses pemakaman ayahnya yang wafat karena komplikasi jantung. Ayah adalah sosok yang sangat dekat dengannya, dan kepergiannya menyisakan luka yang mendalam. Di tengah kesedihan itu, Devi tetap berusaha profesional dengan mengambil cuti duka selama tiga hari dan berencana segera kembali bekerja.
PHK Datang Tanpa Peringatan
Namun, tak disangka, sesampainya di kantor, Devi menerima surat PHK. Alasannya? Efisiensi perusahaan dan perampingan tim akibat menurunnya omzet pascapandemi. “Saya bingung harus nangis karena duka, atau stres karena kehilangan penghasilan,” ungkap Devi saat diwawancarai.
Dampak Psikologis: Rasa Gagal dan Putus Asa
Terpuruk dan Takut Masa Depan
Kombinasi kehilangan orang tua dan kehilangan pekerjaan membuat Devi mengalami tekanan mental. Ia mengaku sempat tidak keluar kamar selama dua minggu, enggan bicara dengan siapa pun, dan kehilangan selera makan. “Saya merasa gagal, seolah semua yang saya bangun selama bertahun-tahun runtuh dalam semalam,” katanya.
Perjuangan untuk Bangkit
Berbekal dukungan dari keluarga dan teman dekat, Devi mulai perlahan bangkit. Ia mengikuti sesi konseling gratis yang disediakan oleh komunitas kesehatan mental dan mulai kembali membuka diri terhadap peluang kerja.
Melawan Krisis PHK: Menata Ulang Hidup dari Awal
Belajar Skill Baru secara Online
Saat belum mendapat pekerjaan tetap, Devi memanfaatkan waktunya untuk belajar digital marketing dan desain grafis secara daring. Ia mengikuti kursus singkat yang tersedia gratis maupun berbayar, serta mulai menawarkan jasa desain logo ke UMKM sekitar.
Menemukan Harapan Baru di Tengah Keterbatasan
Tak lama kemudian, Devi berhasil mendapatkan beberapa klien tetap untuk desain konten media sosial. Walau belum sepadan dengan gaji sebelumnya, ia mulai bisa membayar cicilan dan membantu keuangan ibunya. “Ternyata, krisis itu juga membuka pintu baru yang dulu tak pernah saya pikirkan,” tuturnya.
Dukungan Komunitas dan Pemerintah Sangat Dibutuhkan
Pentingnya Program Bantuan Pasca-PHK
Kisah Devi menjadi bukti nyata bahwa korban PHK bukan hanya kehilangan pekerjaan, tetapi juga kehilangan identitas, kepercayaan diri, dan rasa aman. Program pelatihan kerja, konseling, dan bantuan sosial sangat dibutuhkan sebagai jaring pengaman.
Peran Komunitas dan Media Sosial
Devi juga mendapat banyak dukungan dari komunitas daring yang membantunya memasarkan jasa serta memperluas koneksi. Ia kini aktif di platform freelancer dan grup bisnis UMKM, bahkan kerap membagikan kisahnya sebagai motivasi bagi orang lain.
Dari Putus Asa Menuju Cahaya Baru
Perjalanan Devi menunjukkan bahwa di balik kejatuhan, selalu ada peluang untuk bangkit. Meski sempat berada di titik nol, ia membuktikan bahwa dengan tekad, dukungan lingkungan, dan kemauan belajar, krisis bisa diubah menjadi momentum perubahan. Kisah ini menjadi pengingat bahwa setiap orang layak untuk bangkit, dan setiap luka bisa berubah menjadi kekuatan.